Eksekusi pemasaran yang tidak terarah
Setiap startup yang mendapat pendanaan
pasti mempertimbangkan upaya pemasaran dengan nominal uang yang banyak,
sebagai upaya memperkenalkan produk ke pasar sekaligus menumbuhkan basis
pengguna. Namun jika tidak disertai strategi dan eksekusi yang baik,
kamu bisa saja menyasar pasar yang salah dan mengeluarkan uang untuk
sesuatu yang sia-sia.
Mengeksekusi kegiatan pemasaran secara “keroyokan” oleh tim inti perusahaan memang ideal bagi startup
berskala kecil, terutama di awal masa-masa pertumbuhan mereka. Namun
seiring dengan semakin besarnya jumlah karyawan dan media pemasaran yang
ingin digunakan, akan lebih efektif bila dibuat beberapa tim
pemasaran khusus dengan pembagian tugas yang jelas.
Seandainya kamu tidak memiliki waktu untuk membentuk tim pemasaran khusus, kamu juga bisa memanfaatkan jasa outsource yang
berjumlah cukup banyak di luar sana. Kamu pun bisa memanfaatkan
karyawan dan modal yang kamu terima untuk fokus pada pengembangan
produk.
Mencampuradukkan aset perusahaan dengan personal
Mencampuradukkan aset perusahaan dengan aset pribadi wajib dihindari para founder startup. Permasalahan ini muncul karena founder merasa berhak atas jerih payah yang telah ia lakukan, dan mulai ingin menikmati aset yang seharusnya menjadi milik perusahaan.
Kedisiplinan dalam memisahkan aset bisnis dan aset pribadi sangatlah penting ketika startup mengalami
masa sulit. Ambil contoh ketika kamu perlu modal tambahan. Jangan
gadaikan rumah pribadi milikmu, namun cari aset perusahaan yang bisa
kamu gadaikan. Kalau rumahmu yang digadaikan, bisa-bisa kamu tidak hanya
kehilangan startup saja, tetapi juga rumah dan aset lainnya yang menjadi hak milikmu.
0 komentar:
Posting Komentar