4 Kekeliruan yang Perlu Kamu Hindari dalam Mengelola Dana Investasi Startup - Part 1
Keempat hal yang perlu kamu hindari tersebut adalah:
Fase pendanaan adalah momentum krusial dalam strategi pengembangan sebuah startup.
Bagaimana tidak? Meskipun tanggung jawab makin besar karena campur
tangan investor, namun di sisi lain, kamu juga mendapatkan dukungan
finansial yang sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi produk
buatanmu.
Berapa pun besar jumlah dana yang diterima, kesalahan mengelola
keuangan akan tetap selalu mengintai yang berpotensi membahayakan
pertumbuhan startup kamu. Lantas apa saja kesalahan pengelolaan yang dialami para startup di luar sana? Berikut beberapa contohnya.
Menganggap pendanaan sebagai pemasukan perusahaan
Salah satu kesalahan yang kerap terjadi adalah menganggap pendanaan investor sebagai pemasukan bagi perusahaan. Padahal, dana segar tersebut justru merupakan beban yang harus kamu pertanggungjawabkan di kemudian hari.
Kesalahan pola pikir tersebut berpotensi mengalihkan fokus kamu dari tujuan sebenarnya, yaitu untuk mengembangkan bisnis yang terus berkembang dan bisa bertahan dalam jangka waktu lama (sustainable).
Di sisi lain, ketergantungan terhadap dana investor pun bisa menjadi
sebab kejatuhan perusahaanmu di kemudian hari. Karena apabila para
investor tidak mau kembali memberikan uang dan kamu pun tidak mampu
mendapat pemasukan dari bisnis kamu, maka cadangan uang kamu pun akan
semakin tipis seiring berjalannya waktu.
Mulai menyepelekan burn rate untuk hal-hal kecil
Pembuatan anggaran dengan hati-hati penting dilakukan demi memastikan startup tetap mempunyai
dana yang cukup untuk terus beroperasi. Dalam proses tersebut, kamu
bisa memantau dan memisahkan berapa besar jumlah uang yang masuk dan
sisa modal yang bisa “dibakar” di kemudian hari.
Dengan penerimaan modal yang begitu besar dari investor, ada kalanya seorang founder terlena
hingga menyepelekan dana yang keluar, meski jumlahnya melebihi dari
anggaran awal. Hal ini bisa beragam bentuknya, mulai
dari perayaan dadakan bersama seluruh karyawan, pemberian imbalan
berlebihan, transportasi mewah nan mahal ke luar daerah, hingga upgrade peralatan kantor yang tidak terlalu diperlukan.
Pengeluaran yang dianggap kecil seperti ini bila terus menumpuk bisa
mengganggu operasional perusahaan. Pada akhirnya, sulit bagi para founder untuk mempertanggungjawabkan modal yang telah diberikan oleh para investor.
Lantas apakah artinya founder tidak boleh menyentuh modal
mereka untuk hal-hal kecil seperti yang telah disebutkan
tadi? Sebetulnya boleh-boleh saja, asal dikompensasi dengan pemasukan
yang sesuai dari bisnis yang dijalankan.